Selasa, 14 Februari 2012

Cerpen Tali Layang-Layang Pukul 12.46

TALI LAYANG-LAYANG PUKUL 12.46

Pagi itu aku berencana tahun baruan ke ruman teman-temanku yang merayakannya, sebelumnya pukul 09.00 biasanya aku mandi dahulu sebelum pergi jalan.  Lalu setelah mandi kujemputlah Devi Nur temanku itu di rumahnya, eh ada Devi Saputri juga di rumah Devi Nur rupanya. Hahaha jadinya kalo digabungkan jadi Devi kuadrat deh. Lalu kami pergi, devi kuadrat bergonceng berdua.
“Dev ban motor mu bocor itu” ucapku.
“Oiya kah dik, pantesan berat amat aku bawa devi nur, padahal devi nur kan kurus ya dik”
“Ahahahaha” tertawa aku.
“Sini dev aku yang bawa motor mu ke bengkel saja” ucapku .
Banyak bengkel yang kami cari tidak bisa menambalkan ban Devi Saputri itu, udah mutar-mutar BLKI tetap ndak ada, akhirnya kata Devi Nur
“kite ke bengkel langganan bapak aku jak”
“Okeeee deh” kataku.
Sampai deh di bengkel itu, lalu ku telpon Fajar dan Mamat untuk ke bengkel itu, haaaaaa datang orang berdua bodo itu dari bandara Supadio setelah di tipu sama si Fajar anak kelas dua yang katanya ngajak dia main biliar di daerah sekitar situ.

Dah kan selesai msalah ban bocor, lalu kami merencanakan untuk ngajak si Said sama si Haidi dan kami pun pergi ke rumah haidi dahulu, aku goncengan sama devi nur, fajar goncengan sama devi saputri, dan mamat pakai motor sendiri. Tak berapa lama kemudian sampailah kami di rumah si haidi, aaassiiikk haidi mau kami ajak untuk tahun baruan sama-sama. Lalu kami ke rumah Said, Said pun mau tapi Said ndak ada motor jadi Said goncengan sama si Mamat.
Oke kami langsung pergi ke tempat Dewi Sinaga, sampai deh di rumah Dewi Sinaga, disuguhkanlah makanan dan minuman. Saat itu hari sudah siang sekitar pykul 12.00 lewat. Setelah itu kami pamit pulang, kami berencana langsung ke rumah fajar dulu untuk makan indimie rame-rame. Fajar, Devi Saputri, Mamat, Said pergi agak dahulu, Aku, Devi Nur dan Haidi di belakangnya. Aku berada di jalan Danau Sentarum dan musibah itu datang pukul 12.46 siang tengah hari bolong. Daaaaaaaaannnnn ketika aku jalanpake motor itu leherku di sambar tali kelayang lewat. Alah terkejut aku !!
“dik kenape berenti” kata devi nur yang ku gonceng.
“alah dev liat leher aku kenak tali kelayang “ membawa muka tenang.
“alah dik tak berani aku liatnye” dengan muka panic si Dei Nur.
Lalu ku tutup leherku dengan jaketku agar darahnya tak mengalir deras. Dan langsung ku telpon mama ku.
“maa leher Dicky kena tali kelayang di Dansen” ucapku.
“apaaa dimana kamu?” tanyanya.
“di Dansen” jawabku dengan tenang.
“ Dah langsung saja bawa ke klinik Anggrek nanti mama langsung ke sana sekang” saran mama ku.
Takpikir panjang langsung ku ingin ke sana, tiba-tiba si Haidi lewat dengan muka bodo.
“Haidi leher aku kenak tali kelayangnya, kejar budak tu yang di depan” dengan bicara keras.
Si haidi tak bicara apa-apa, lurusjak die tu entah ape yang dipikirkannya. Dalam hatiku berkata, ngape budak satu ni, bodonye gak eee kayak orang lingau-lingau.
Lalu setelah haidi lewat aku duruh Devi Nur bawa motor untuk goncengkan aku kesana, Devi pun tampak panic tapi aku santai saja., tak nampak raut wajah panic di mukaku,(lagak eh aku). Sampai juga ke klinik itu. Langsung aku masuk sendiri dan meminta pengobatan kepada perawat yang ada di sana. Tah dimana Devi Nur tak tau aku. Langsung lah perawat itu membersihkan lukaku. Ku takut akan dijahit soalnya kulihat lukanya panjang melingkar di leherku.
Oh ternyata nasib tidak berkata demikian, dengan ucapan dari perawat itu” tidak dijahit dek lehernya”, haaaaa tenang hatiku mendengarnya(hahahay). leherku cuma dikasi perban dan perbannya panjang sekali rupanya. Tiba-tiba mamaku datang dengan teman-temannya yang masih memakai pakaian seragam dinasnya melihatku yang masih terbaring di tempat tidur.dan tak berapa lama kemudian kawan-kawanku yang lain juga melihatku.
“dik cool nye gak gaye kau di tempat tidur tu” ucap mamat.
“hahahahaha” tertawa semua kawanku.
Memang cool, dengan sepatu di kaki, celana jeans, jaket hitam yang masih terpasang dan muka agak sedikit ganteng(hahahay). Tampak tak cocok baring di tempat tidur klinik itu.
Setelah itu akupun pulang, motor ku dibawa Said dan Haidi untuk diantarkan ke rumahku dan aku pulang bersama mamaku, dan sebelum aku masuk ke mobil, duuukk bunyinya, kepalaku terjeduk pintu mobil itu(aduhhh malangnye hari ini ni, ucapku dalam hati)
Setelah sampai di rumah aku langsung baring di tempat tidur,lantar langsung terpikir olehku untuk memfoto lika ku ini dan menguploadnya ke facebook. Lalu ku foto lukaku dan langsung ku upload ke facebook dan ku tandai foto itu ke teman-temanku yang tadi tahun baruan bersama.
Mendengar kabar dari temanku motor Devi Saputri yang ada di bengkel tidak bisa di ambil karena bengkelnya sudah tutup, langsung Devi Saputri pulang ke rumahnya bersama Fajar dan Mamat. Kemudian Devi meminta Fajar dan Mamat untuk membantunya ngomongkan motoritu dengan neneknya Devi. Kata Fajar si Devi Mau nangis takut dimarahi oleh neneknya. Setelah Fajar dan Mamat meyakinkan nenek Devi untuk mengambil motor Devi besok, Devi pun mulai tenang, dan pulanglah Fajar dan Mamat ke rumahnya masing-masing.
Dan selesai jugalah cerpenku ini yang menceritakan tentang persahabatan kami yang kami lalui bersama walaupun banyak masalah yang kami hadapi. Tampai hari itu memang terasa banget persahabatan kami ini. Sedih rasanya bila persahabatan ini terpisah, rasanya tak ingin terpisah sampai kapanpun nanti. Tapi tak taulah, aku pun tak tahu dan hanya Tuhan yang tahu samapai dimana persahabatan kami ini. Semoga sajalah sampai tua nanti.
Dan aku berkata TERIMA KASIH sahabat yang membuatku bahagia bersama kalian. Walaupun kadang menjangkelkan juaga, hahahahaa….

Wasallam !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar