TALI LAYANG-LAYANG PUKUL 12.46
Pagi itu aku berencana tahun baruan ke ruman teman-temanku yang merayakannya, sebelumnya pukul 09.00 biasanya aku mandi dahulu sebelum pergi jalan. Lalu setelah mandi kujemputlah Devi Nur temanku itu di rumahnya, eh ada Devi Saputri juga di rumah Devi Nur rupanya. Hahaha jadinya kalo digabungkan jadi Devi kuadrat deh. Lalu kami pergi, devi kuadrat bergonceng berdua.
“Dev ban motor mu bocor itu” ucapku.
“Oiya kah dik, pantesan berat amat aku bawa devi nur, padahal devi nur kan kurus ya dik”
“Ahahahaha” tertawa aku.
“Sini dev aku yang bawa motor mu ke bengkel saja” ucapku .
Banyak bengkel yang kami cari tidak bisa menambalkan ban Devi Saputri itu, udah mutar-mutar BLKI tetap ndak ada, akhirnya kata Devi Nur
“kite ke bengkel langganan bapak aku jak”
“Okeeee deh” kataku.
Sampai deh di bengkel itu, lalu ku telpon Fajar dan Mamat untuk ke bengkel itu, haaaaaa datang orang berdua bodo itu dari bandara Supadio setelah di tipu sama si Fajar anak kelas dua yang katanya ngajak dia main biliar di daerah sekitar situ.
Dah
kan selesai msalah ban bocor, lalu kami merencanakan untuk ngajak si Said sama
si Haidi dan kami pun pergi ke rumah haidi dahulu, aku goncengan sama devi nur,
fajar goncengan sama devi saputri, dan mamat pakai motor sendiri. Tak berapa
lama kemudian sampailah kami di rumah si haidi, aaassiiikk haidi mau kami ajak
untuk tahun baruan sama-sama. Lalu kami ke rumah Said, Said pun mau tapi Said
ndak ada motor jadi Said goncengan sama si Mamat.
Oke
kami langsung pergi ke tempat Dewi Sinaga, sampai deh di rumah Dewi Sinaga,
disuguhkanlah makanan dan minuman. Saat itu hari sudah siang sekitar pykul
12.00 lewat. Setelah itu kami pamit pulang, kami berencana langsung ke rumah
fajar dulu untuk makan indimie rame-rame. Fajar, Devi Saputri, Mamat, Said
pergi agak dahulu, Aku, Devi Nur dan Haidi di belakangnya. Aku berada di jalan
Danau Sentarum dan musibah itu datang pukul 12.46 siang tengah hari bolong.
Daaaaaaaaannnnn ketika aku jalanpake motor itu leherku di sambar tali kelayang
lewat. Alah terkejut aku !!
“dik kenape
berenti” kata devi nur yang ku gonceng.
“alah dev
liat leher aku kenak tali kelayang “ membawa muka tenang.
“alah dik
tak berani aku liatnye” dengan muka panic si Dei Nur.
Lalu
ku tutup leherku dengan jaketku agar darahnya tak mengalir deras. Dan langsung
ku telpon mama ku.
“maa
leher Dicky kena tali kelayang di Dansen” ucapku.
“apaaa
dimana kamu?” tanyanya.
“di
Dansen” jawabku dengan tenang.
“ Dah
langsung saja bawa ke klinik Anggrek nanti mama langsung ke sana sekang” saran
mama ku.
Takpikir
panjang langsung ku ingin ke sana, tiba-tiba si Haidi lewat dengan muka bodo.
“Haidi
leher aku kenak tali kelayangnya, kejar budak tu yang di depan” dengan bicara
keras.
Si
haidi tak bicara apa-apa, lurusjak die tu entah ape yang dipikirkannya. Dalam
hatiku berkata, ngape budak satu ni, bodonye gak eee kayak orang lingau-lingau.
Lalu
setelah haidi lewat aku duruh Devi Nur bawa motor untuk goncengkan aku kesana,
Devi pun tampak panic tapi aku santai saja., tak nampak raut wajah panic di
mukaku,(lagak eh aku). Sampai juga ke klinik itu. Langsung aku masuk sendiri
dan meminta pengobatan kepada perawat yang ada di sana. Tah dimana Devi Nur tak
tau aku. Langsung lah perawat itu membersihkan lukaku. Ku takut akan dijahit
soalnya kulihat lukanya panjang melingkar di leherku.
Oh
ternyata nasib tidak berkata demikian, dengan ucapan dari perawat itu” tidak
dijahit dek lehernya”, haaaaa tenang hatiku mendengarnya(hahahay). leherku cuma
dikasi perban dan perbannya panjang sekali rupanya. Tiba-tiba mamaku datang
dengan teman-temannya yang masih memakai pakaian seragam dinasnya melihatku
yang masih terbaring di tempat tidur.dan tak berapa lama kemudian kawan-kawanku
yang lain juga melihatku.
“dik cool
nye gak gaye kau di tempat tidur tu” ucap mamat.
“hahahahaha”
tertawa semua kawanku.
Memang
cool, dengan sepatu di kaki, celana jeans, jaket hitam yang masih terpasang dan
muka agak sedikit ganteng(hahahay). Tampak tak cocok baring di tempat tidur
klinik itu.
Setelah
itu akupun pulang, motor ku dibawa Said dan Haidi untuk diantarkan ke rumahku
dan aku pulang bersama mamaku, dan sebelum aku masuk ke mobil, duuukk bunyinya,
kepalaku terjeduk pintu mobil itu(aduhhh malangnye hari ini ni, ucapku dalam
hati)
Setelah
sampai di rumah aku langsung baring di tempat tidur,lantar langsung terpikir
olehku untuk memfoto lika ku ini dan menguploadnya ke facebook. Lalu ku foto
lukaku dan langsung ku upload ke facebook dan ku tandai foto itu ke
teman-temanku yang tadi tahun baruan bersama.
Mendengar
kabar dari temanku motor Devi Saputri yang ada di bengkel tidak bisa di ambil
karena bengkelnya sudah tutup, langsung Devi Saputri pulang ke rumahnya bersama
Fajar dan Mamat. Kemudian Devi meminta Fajar dan Mamat untuk membantunya
ngomongkan motoritu dengan neneknya Devi. Kata Fajar si Devi Mau nangis takut dimarahi
oleh neneknya. Setelah Fajar dan Mamat meyakinkan nenek Devi untuk mengambil
motor Devi besok, Devi pun mulai tenang, dan pulanglah Fajar dan Mamat ke
rumahnya masing-masing.
Dan
selesai jugalah cerpenku ini yang menceritakan tentang persahabatan kami yang
kami lalui bersama walaupun banyak masalah yang kami hadapi. Tampai hari itu
memang terasa banget persahabatan kami ini. Sedih rasanya bila persahabatan ini
terpisah, rasanya tak ingin terpisah sampai kapanpun nanti. Tapi tak taulah,
aku pun tak tahu dan hanya Tuhan yang tahu samapai dimana persahabatan kami
ini. Semoga sajalah sampai tua nanti.
Dan
aku berkata TERIMA KASIH sahabat yang membuatku bahagia bersama kalian.
Walaupun kadang menjangkelkan juaga, hahahahaa….
Wasallam
!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar