Sabtu, 18 Februari 2012

Cerpen Cinta Untuk Sahabatku





DI BANDARA SUPADIO PONTIANAK.

"Apa kau yakin ingin meninggalkan Pontianak ?"tanya wanita cantik itu, rambut lurusnya diikat dua, mata cokelatnya berbinar-binar, kulit putihnya sedikit terlihat kemerah-merahan."Aku yakin, aku akan pergi ke Bandung, tempat asalku dilahirkan"jawab Gadis Bandung itu yakin, Gadis itu berambut panjang gelombong coklat muda diikat satu, mata birunya sedikit berbinar."Baiklah Sinta, aku harap lain kali kau akan mampir ke Bandung untuk menemui  ku."kata Gadis itu sedikit sedih."Ya Gadis, aku pasti akan mampir kembali dan menghampirimu !"kata Sinta meyakinkan."Selamat tinggal Gadis"kata Sinta sambil melambaikan tangannya, Gadis pun menaiki pesawat yang akan membawanya ke kota Bandung itu .Selama diperjalanan Gadis hanya meneteskan air mata, mengingat sahabat terbaiknya selalu menunggu kehadirannya kembali."Sinta, aku janji akan kembali"kata Gadis dalam hati sambil meneteskan air mata.
Gadis bersekolah di Pontianak bersama Tante dan Omnya.Sesampai di Bandung, Gadis pun memeluk orang tuanya."Mama,Papa.Gadis rindu pada kalian"kata Gadis meneteskan air mata rindu."Kami juga merindukanmu nak"kata Mama yang juga menitikkan air mata haru. Gadis  pun pulang ke rumah yang selalu ia rindukan.Di rumah sudah ada Nana, adik tersayangnya yang masih berusia 10 tahun, Gadis pun memeluk adik tersayangnya.
"Kak Gadis, Nana rindu sekali sama Kak Gadis."kata Nana senang melihat kakaknya sudah pulang."Kak Gadis juga rindu padamu Nana"kata Gadis.
Gadis pun menuju kamar tidurnya, tidak ada perubahan dengan kamarnya saat berusia 12 tahun.Dinding berwarna kuning itu masih dihiasi beberapa lukisan karya Gadis, dan sebuah jam dinding hijau kesayangan Gadis yang dia dapatkan dari Sinta 3 tahun yang lalu sebagai hadiah ulang tahunnya, bed cover hijau polkadot putih itu masih dihiasi sebuah boneka beruang kesayangan Gadis saat kecil, lemari kayu, meja rias putih, dan sebuah meja berukuran sedang masih terletak rapi di kamar itu, Gadis pun merebahkan diri di bed cover itu sambil memeluk boneka beruangnya, Tiba-tiba handphonenya berdering, tertera sebuah pesan telah berada di kontak handphone tersebut, Gadis pun membaca pesan itu,"  Gadis bagaimana perjalananmu ? Apakah berjalan lancar ? Aku harap begitu.Adikku, Bili menangis terus karena tau kau pergi jauh dari Pontianak.Aku masih menunggumu sahabatku..."Gadis pun membalas pesan itu,"  Perjalananku berjalan lancar, oh iya titipkan salamku untuk keluargamu terutama Bili.Aku rindu pada adik kecilmu itu, aku rindu tawa Bili.Aku pasti akan kembali ke Pontianak, tunggu aku ya" Gadis pun mulai menutup matanya. Sinar mentari membangunkan wanita cantik yang sedang terlelap lelah setelah menempuh perjalanan jauh.
“Mungkin aku harus berjalan-jalan keluar rumah untuk menghirp udara segar"kata Gadis, lalu mengambil jaket putihnya, lalu turun menuju pintu."Gadis, kau mau kemana ?"tanya Mama."Aku mau menghirup udara segar Ma"jawab Gadis sambil membuka gagang pintu."Hati-hati ya nak !"kata Mama. Gadis pun mulai berjalan-jalan, ia pun duduk di bangku tepi danau dan menalihat akan keindahan danau itu. “Áduh....”Kata Gadis sambil pegang kepalanya karena terkena bola basket.“Maaf yah..teman aku gak sengaja”Kata seorang anak lelaki pemilik bola bakket itu.“Gag papa kok!”Jawab Gadis sambil berdiri. Anak lelaki tersebut pun langsung mengambil bola basketnya dan pergi meninggalkan Gadis sambil tersenyum. Gadis pun membalas senyuman lelaki itu.
****
Gadis pun menjadi siswi baru di sekolah SMA Adi Thirta. Gadis pun mendapatkan teman-teman baru. Saat berjalan menuju kelas, ada seorang pria menyenggol Gadis yang membuatnya hingga terjatuh. “Maaf ya.. aku tidak sengaja, kamu tidak apa-apa kan?”Tanya pria tadi sambil membantu Gadis berdiri.. “Aku tidak apa-apa kok”Jawab Gadis singkat. “kamu wanita yang kemarin kena bola basket ku di danau kan? Kamu bersekolah disini?kok aku gak pernah melihatmu sebelumnya disekolah ini?” Tanya pria itu dengan nada ramah “Oh iya, iya aku wanita yang kemarin di danau. Aku anak baru disini” Jawab Gadis ramah.  “Oh ,iya kita kan belum kenalan ,kenalin namaku Alvin,kalau kamu?”Tanya pria  itu. “Nama ku Gadis”Jawab Gadis singkat.
***
Setiap pulang sekolah ataupun sore hari Gadis menyempatkan diri untuk pergi ke danau, dari pertama Gadis menyukai danau itu. Di danau itu Gadis dapat mencurahkan isi hatinya dan menenangkan diri karena menurut Gadis danau itu tempat ketenangan baginya. “Kok kamu disini?” Tanya Alvin heran. “Hahk.. aku sering kesini, danau ini tempat ketenangan bagi ku.” Jawab Gadis kaget. “aku juga sering ke danau ini,karena danau ini penuh kenangan.” Alvin menjawab dengan nada rendah. “kenangan apa?”Tanya Gadis penasaran..Alvin pun menceritakannya.” Danau ini tempat kenangan bersama sahabat kecilku namanya Sinta. Dulu aku dan dia sering bermain dan menghabiskan waktu bersama. Aku mengenal dia karena orang tua kami bersahabat. Suatu hari ayahku ditugaskan di Papua, kedua orangtua ku berkeputusan agar kami sekeluarga ikut pindah. . Awalnya berat bagiku untuk meninggalkan Bandung karena Sinta sahabat yang aku sayang.Tetapi akhirnya aku pun mengikuti keluargaku pindah ke Papua. 5 tahun aku sekeluarga tinggal di Papua, 2bulan pertama aku masih bisa berhubungan dengan Sinta melalui surat ataupun telepon, tetapi setelah itu aku sudah tak bisa lagi menghubungi dia. Saat aku kembali lagi ke Bandung, aku langsung mencari tahu akan keberadaan Sinta, tetapi hanya sedikit informasi yang aku dapatkan. Rumah keluarga Sinta telah lama kosong, tak ada satupun teman Sinta yang aku kenal, itu membuatku kelimpungan mencari tahu akan keberadaan Sinta. Dari tetangga terdekat rumah Sinta, mereka mengatakan keluarga Sinta pindah ke Kalimantan. Hingga detik ini aku masih mencari tahu akan keberadaan sahabat yang sangat aku rindukan itu.” Alvin menceritakannya dengan mata yang berkaca-kaca. “ Aku tahu apa yang kamu rasakan, aku juga pindah ke Bandung  ini meninggalkan sahabat karibku. Sungguh teramat berat rasanya. Meninggalkan sahabat yang setiap waktu selalu ada. Nama sahabatku juga Sinta, apakah yang kamu maksudkan Sinta Clara Sati?.” Tiba-tiba Alvin menatap Gadis sangat dalam “Sinta Clara Sati? Iya itu sahabat yang sangat aku cari selama ini.” jawab Alvin dengan semangat dan penuh dengan pancaran kebahagiaan. “aku tak menduga Sinta yang kamu maksudkan adalah Sinta sahabatku” jawab Gadis dengan penuh kebahagiaan. “aku ingin bertemu dengannya, aku ingin menghubunginya, aku ingin mengatakan kepadanya bahwa ku sangat amat merindukannya” jawab Alvin sambil bangkit berdiri dengan penuh semangat dan kebahagiaan yang teramat mendalam,sesuatu yang tak pernah Alvin duga sebelumnya. Gadispun memberikan nomor handphone Sinta. Setelah kejadian itu Alvin dan Gadis pun menjadi akrab, bahkan mereka menjadi sahabat.
****
“Gadis,tunggu aku!” Alvin mengejar Gadis yang sedang berjalan di koridor sekolah. Gadis pun menoleh kebelakang dan memberhentikan langkahnya. “Ada apa? Sepertinya kamu lagi bahagia,cerita dong..” Tanya Gadis kepada Alvin yang berada di sampingnya. “Iya aku lagi senang, kamu udah dikasih kabar tentang Sinta belum?” Alvin menjawab dengan nada menggoda. “Sinta? Ada apa dengan Sinta? Dari kemarin aku belum sempat menghubunginya. “ Jawab Gadis dengan penuh kecemasan. “Kamu tenang aja, jangan cemas gitu. Ini kabar bahagia, Dis.” “Ada apa sih? Pagi-pagi udah buat aku penasaran” celoteh Gadis sambil mencubit tangan Alvin. “Aduwh.. gak pakai cubit juga kali,sakit ni.” Alvin menggerutu sambil mengelus tangannya. “Makanya cerita, jangan buat aku penasaran atau kamu mau aku cubit lagi?” komentar Gadis singkat. “Iya deh, aku cerita ni,dengar ya..ja……”celotehan Alvin diberhentikan Gadis yang kesal karena Alvin berpanjang lebar “Akh..cepatan cerita, jangan banyak panjang lebar,mau aku cubit lagi?”cetus kesal Gadis. “Iya,kali ini aku serius. Sinta mau datang ke Bandung, Orang tuanya diberikan tugas luar, jadi liburan ini Sinta menghabiskan liburnya di Bandung. Kita bisa ketemu Sinta” jawab Alvin dengan penuh kebahagiaan yang tak dapat dia sembunyikan lagi. “serius? Aku sudah merindukannya, aku ingin menghabiskan liburan ini besama dia” Gadis menjawabnya dan dengan raut wajah bahagia. “aku gak di ajak?”komentar Alvin datar. “Oh iya, aku lupa, kamu gak kelihatan sih,” Goda Gadis sambil berlari meninggalkan Alvin yang sedikit kesal atas coletahan Gadis tadi.
****
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam” Gadis menjawab salam dan membuka pintu. “Sinta….” Sapa Gadis dan memeluk erat sahabtnya itu. “Aku merindukanmu” Gadis berbisik di telinga Sinta dengan mata berkaca-kaca. “Aku juga sangat merindukannmu Dis” Jawab Sinta. “Masuk yuk..kita cerita di dalam, mama dan papa juga ada di dalam” Gadis melepaskan pelukannya dan mengajak Sinta masuk kedalam,Gadis mempertemukan Sinta kepada kedua Orang tuanya. “Ma,Pa Sinta datang, dia dan keluarnya akan menghabiskan liburan disini” Gadis menceritakan kepada kedua orang tuanya. “Sinta,apa kabar?kapan datang?”sapa mama Gadis ramah. “Alhamdulillah baik tante, tadi pagi datangnya, Tante, orang tua saya titip salam dan meminta maaf belum sempat datang karena masih ada keperluan lain,Insyaallah setelah semua selesai orang tua saya akan datang berkunjung” Jawab Sinta dengan ramah. “Oh iya tidak apa-apa, Waalaikum salam, titip salam dari tante dan om untuk orang tuamu ya Sinta, om dan tante tunggu kunjungannya” “Sin,ke kamar ku yuk,kita cerita-cerita di kamar ku aja jangan disini entar mama ikutan,hehehe” Goda Gadis. Gadis dan Sinta pun cerita-cerita dan melepas rindu.
Hp Gadis berdering,ada satu pesan masuk di hpnya, Gadis pun membuka pesan itu “Dis,aku kerumah kamu ya,Sinta di rumah kamu kan?aku otw ya..siapkan makanan .. aku lagi keroncongan ni”
Pesan itu dari Alvin, dengan raut yang sedikit kesal, Gadis membalas pesan Alvin.
“Akh kamu merusak suasana ni, ya deh datang aja,tapi gak ada makanan dirumahku,bawa aja sendiri,di tepi jalan banyak warung kan,hehehhe” Gadis menjawab pesan Alvin.

15 menit kemudian Alvin datang.
“Assalammualaikum” Alvin sambil mengetok pintu rumah Gadis.
“Waalaikum salam,mas Alvin” jawab bibi
“Gadis ada bi?” Tanya Alvin
“Ada masuk dulu mas,silahkan duduk,sebentar ya bibi panggilkan mbak Sintanya dulu”jawab ramah bibi.
Alvin duduk dan jantungnya berdetak kencang. Alvin sudah tak sabar bertemu sahabat kecinya.
“Vin..” Sapa Gadis yang tidak sengaja membuat Alvin kaget. Alvin pun menatap wanita yang berada di samping Gadis. “Kamu Sinta?” Tanya Alvin dengan nada tak percaya. “Iya aku Sinta,.Apin.”jawab Gadis dengan senyuman dan dengan memanggil nama kecil Alvin. Sontak Alvin kaget dia tak menyangka Sinta masih mengingat nama kecilnya yang telah lama tak pernah dia dengar lagi,kerana hanya Sinta lah yang memanggil Alvin dengan sebutan Apin. “Aku tak menyangka dapat bertemu kamu,bagaikan mimpi,banyak berubah dari dirimu Ita, kamu sungguh cantik” semua perasaan bahagia Alvin terucap di depan Sinta dan Gadis. Dan mereka bertiga becerita bersama, walau Gadis merasa sedikit tak diperdulikan,tetapi Gadis tetap berusaha menahan rasa jenuhnya, Sinta dan Alvin sibuk bercerita nostalgia yang Gadis sama sekali tidak mengetahuinya.
Tanpa Alvin sadari, Gadis menyimpan perasaan special untuknya. Gadis senantiasa mendengarkan coletahan Alvin tentang Sinta, walau ada rasa cemburu Gadis menutupi itu semua, karena dia sadar bahwa cinta tak harus memiliki dan cinta akan selalu ingin membuat yang dicinta bahagia walau kebahagiaan itu karena orang lain. Gadis sadar dia orang baru, dan Gadis tahu betapa tulusnya perasaan Alvin kepada Sinta yang rela bertahun-tahun memendam perasaanya itu, dan hanya Sinta lah yang selalu Alvin harapkan.  Setelah kedatangan Sinta di Bandung Alvin lebih banyak mengahabiskan liburannya bersama Sinta, bahakan Alvin berencana untuk mengutaraki mereka isi hatinya yang  telah bertahun-tahun dipendamnya kepada Sinta. Alvin meminta bantuan kepada Gadis untuk merencanakan momen itu. Awalnya Gadis berat untuk membantu karena tanpa Alvin sadari Gadis sakit hati dan cemburu kepadanya. Tetapi Gadis menahan dan mencoba untuk menghapus semua rasa cemburunya dan luka hatinya. Gadis mengatur semua momen indah antara Alvin dan Gadis. Karena dia sadar kebahagiaan sahabatnya adalah kebahagiaannya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar