DI
BANDARA SUPADIO PONTIANAK.
"Apa kau yakin
ingin meninggalkan Pontianak ?"tanya wanita cantik itu, rambut lurusnya
diikat dua, mata cokelatnya berbinar-binar, kulit putihnya sedikit terlihat
kemerah-merahan."Aku yakin, aku akan pergi ke Bandung, tempat asalku
dilahirkan"jawab Gadis Bandung itu yakin, Gadis itu berambut panjang
gelombong coklat muda diikat satu, mata birunya sedikit berbinar."Baiklah
Sinta, aku harap lain kali kau akan mampir ke Bandung untuk menemui ku."kata Gadis itu sedikit
sedih."Ya Gadis, aku pasti akan mampir kembali dan menghampirimu
!"kata Sinta meyakinkan."Selamat tinggal Gadis"kata Sinta sambil
melambaikan tangannya, Gadis pun menaiki pesawat yang akan membawanya ke kota
Bandung itu .Selama diperjalanan Gadis hanya meneteskan air mata, mengingat
sahabat terbaiknya selalu menunggu kehadirannya kembali."Sinta, aku janji
akan kembali"kata Gadis dalam hati sambil meneteskan air mata.
Gadis
bersekolah di Pontianak bersama Tante dan Omnya.Sesampai di Bandung, Gadis pun
memeluk orang tuanya."Mama,Papa.Gadis rindu pada kalian"kata Gadis
meneteskan air mata rindu."Kami juga merindukanmu nak"kata Mama yang
juga menitikkan air mata haru. Gadis pun
pulang ke rumah yang selalu ia rindukan.Di rumah sudah ada Nana, adik
tersayangnya yang masih berusia 10 tahun, Gadis pun memeluk adik tersayangnya.
"Kak Gadis, Nana rindu sekali sama Kak Gadis."kata Nana senang melihat kakaknya sudah pulang."Kak Gadis juga rindu padamu Nana"kata Gadis.
"Kak Gadis, Nana rindu sekali sama Kak Gadis."kata Nana senang melihat kakaknya sudah pulang."Kak Gadis juga rindu padamu Nana"kata Gadis.
Gadis
pun menuju kamar tidurnya, tidak ada perubahan dengan kamarnya saat berusia 12
tahun.Dinding berwarna kuning itu masih dihiasi beberapa lukisan karya Gadis,
dan sebuah jam dinding hijau kesayangan Gadis yang dia dapatkan dari Sinta 3
tahun yang lalu sebagai hadiah ulang tahunnya, bed cover hijau polkadot putih
itu masih dihiasi sebuah boneka beruang kesayangan Gadis saat kecil, lemari kayu,
meja rias putih, dan sebuah meja berukuran sedang masih terletak rapi di kamar
itu, Gadis pun merebahkan diri di bed cover itu sambil memeluk boneka
beruangnya, Tiba-tiba handphonenya berdering, tertera sebuah pesan telah berada
di kontak handphone tersebut, Gadis pun membaca pesan itu," Gadis
bagaimana perjalananmu ? Apakah berjalan lancar ? Aku harap begitu.Adikku, Bili
menangis terus karena tau kau pergi jauh dari Pontianak.Aku masih menunggumu
sahabatku..."Gadis pun membalas pesan itu," Perjalananku berjalan
lancar, oh iya titipkan salamku untuk keluargamu terutama Bili.Aku rindu pada
adik kecilmu itu, aku rindu tawa Bili.Aku pasti akan kembali ke Pontianak,
tunggu aku ya" Gadis pun mulai menutup matanya. Sinar mentari membangunkan
wanita cantik yang sedang terlelap lelah setelah menempuh perjalanan jauh.
“Mungkin
aku harus berjalan-jalan keluar rumah untuk menghirp udara segar"kata
Gadis, lalu mengambil jaket putihnya, lalu turun menuju pintu."Gadis, kau
mau kemana ?"tanya Mama."Aku mau menghirup udara segar Ma"jawab
Gadis sambil membuka gagang pintu."Hati-hati ya nak !"kata Mama.
Gadis pun mulai berjalan-jalan, ia pun duduk di bangku tepi danau dan menalihat
akan keindahan danau itu. “Áduh....”Kata Gadis sambil pegang kepalanya karena
terkena bola basket.“Maaf yah..teman aku gak sengaja”Kata seorang anak lelaki
pemilik bola bakket itu.“Gag papa kok!”Jawab Gadis sambil berdiri. Anak lelaki
tersebut pun langsung mengambil bola basketnya dan pergi meninggalkan Gadis
sambil tersenyum. Gadis pun membalas senyuman lelaki itu.
****
Gadis
pun menjadi siswi baru di sekolah SMA Adi Thirta. Gadis pun mendapatkan
teman-teman baru. Saat berjalan menuju kelas, ada seorang pria menyenggol Gadis
yang membuatnya hingga terjatuh. “Maaf ya.. aku tidak sengaja, kamu tidak
apa-apa kan?”Tanya pria tadi sambil membantu Gadis berdiri.. “Aku tidak apa-apa
kok”Jawab Gadis singkat. “kamu wanita yang kemarin kena bola basket ku di danau
kan? Kamu bersekolah disini?kok aku gak pernah melihatmu sebelumnya disekolah
ini?” Tanya pria itu dengan nada ramah “Oh iya, iya aku wanita yang kemarin di
danau. Aku anak baru disini” Jawab Gadis ramah.
“Oh ,iya kita kan belum kenalan ,kenalin namaku Alvin,kalau kamu?”Tanya
pria itu. “Nama ku Gadis”Jawab Gadis
singkat.
***
Setiap
pulang sekolah ataupun sore hari Gadis menyempatkan diri untuk pergi ke danau,
dari pertama Gadis menyukai danau itu. Di danau itu Gadis dapat mencurahkan isi
hatinya dan menenangkan diri karena menurut Gadis danau itu tempat ketenangan
baginya. “Kok kamu disini?” Tanya Alvin heran. “Hahk.. aku sering kesini, danau
ini tempat ketenangan bagi ku.” Jawab Gadis kaget. “aku juga sering ke danau
ini,karena danau ini penuh kenangan.” Alvin menjawab dengan nada rendah.
“kenangan apa?”Tanya Gadis penasaran..Alvin pun menceritakannya.” Danau ini
tempat kenangan bersama sahabat kecilku namanya Sinta. Dulu aku dan dia sering
bermain dan menghabiskan waktu bersama. Aku mengenal dia karena orang tua kami
bersahabat. Suatu hari ayahku ditugaskan di Papua, kedua orangtua ku
berkeputusan agar kami sekeluarga ikut pindah. . Awalnya berat bagiku untuk
meninggalkan Bandung karena Sinta sahabat yang aku sayang.Tetapi akhirnya aku
pun mengikuti keluargaku pindah ke Papua. 5 tahun aku sekeluarga tinggal di
Papua, 2bulan pertama aku masih bisa berhubungan dengan Sinta melalui surat
ataupun telepon, tetapi setelah itu aku sudah tak bisa lagi menghubungi dia.
Saat aku kembali lagi ke Bandung, aku langsung mencari tahu akan keberadaan
Sinta, tetapi hanya sedikit informasi yang aku dapatkan. Rumah keluarga Sinta
telah lama kosong, tak ada satupun teman Sinta yang aku kenal, itu membuatku
kelimpungan mencari tahu akan keberadaan Sinta. Dari tetangga terdekat rumah
Sinta, mereka mengatakan keluarga Sinta pindah ke Kalimantan. Hingga detik ini
aku masih mencari tahu akan keberadaan sahabat yang sangat aku rindukan itu.”
Alvin menceritakannya dengan mata yang berkaca-kaca. “ Aku tahu apa yang kamu
rasakan, aku juga pindah ke Bandung ini
meninggalkan sahabat karibku. Sungguh teramat berat rasanya. Meninggalkan
sahabat yang setiap waktu selalu ada. Nama sahabatku juga Sinta, apakah yang
kamu maksudkan Sinta Clara Sati?.” Tiba-tiba Alvin menatap Gadis sangat dalam
“Sinta Clara Sati? Iya itu sahabat yang sangat aku cari selama ini.” jawab
Alvin dengan semangat dan penuh dengan pancaran kebahagiaan. “aku tak menduga
Sinta yang kamu maksudkan adalah Sinta sahabatku” jawab Gadis dengan penuh
kebahagiaan. “aku ingin bertemu dengannya, aku ingin menghubunginya, aku ingin
mengatakan kepadanya bahwa ku sangat amat merindukannya” jawab Alvin sambil
bangkit berdiri dengan penuh semangat dan kebahagiaan yang teramat
mendalam,sesuatu yang tak pernah Alvin duga sebelumnya. Gadispun memberikan
nomor handphone Sinta. Setelah kejadian itu Alvin dan Gadis pun menjadi akrab,
bahkan mereka menjadi sahabat.
****
“Gadis,tunggu
aku!” Alvin mengejar Gadis yang sedang berjalan di koridor sekolah. Gadis pun
menoleh kebelakang dan memberhentikan langkahnya. “Ada apa? Sepertinya kamu
lagi bahagia,cerita dong..” Tanya Gadis kepada Alvin yang berada di sampingnya.
“Iya aku lagi senang, kamu udah dikasih kabar tentang Sinta belum?” Alvin
menjawab dengan nada menggoda. “Sinta? Ada apa dengan Sinta? Dari kemarin aku
belum sempat menghubunginya. “ Jawab Gadis dengan penuh kecemasan. “Kamu tenang
aja, jangan cemas gitu. Ini kabar bahagia, Dis.” “Ada apa sih? Pagi-pagi udah
buat aku penasaran” celoteh Gadis sambil mencubit tangan Alvin. “Aduwh.. gak
pakai cubit juga kali,sakit ni.” Alvin menggerutu sambil mengelus tangannya.
“Makanya cerita, jangan buat aku penasaran atau kamu mau aku cubit lagi?”
komentar Gadis singkat. “Iya deh, aku cerita ni,dengar ya..ja……”celotehan Alvin
diberhentikan Gadis yang kesal karena Alvin berpanjang lebar “Akh..cepatan
cerita, jangan banyak panjang lebar,mau aku cubit lagi?”cetus kesal Gadis.
“Iya,kali ini aku serius. Sinta mau datang ke Bandung, Orang tuanya diberikan
tugas luar, jadi liburan ini Sinta menghabiskan liburnya di Bandung. Kita bisa
ketemu Sinta” jawab Alvin dengan penuh kebahagiaan yang tak dapat dia
sembunyikan lagi. “serius? Aku sudah merindukannya, aku ingin menghabiskan
liburan ini besama dia” Gadis menjawabnya dan dengan raut wajah bahagia. “aku
gak di ajak?”komentar Alvin datar. “Oh iya, aku lupa, kamu gak kelihatan sih,”
Goda Gadis sambil berlari meninggalkan Alvin yang sedikit kesal atas coletahan
Gadis tadi.
****
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam”
Gadis menjawab salam dan membuka pintu. “Sinta….” Sapa Gadis dan memeluk erat
sahabtnya itu. “Aku merindukanmu” Gadis berbisik di telinga Sinta dengan mata
berkaca-kaca. “Aku juga sangat merindukannmu Dis” Jawab Sinta. “Masuk yuk..kita
cerita di dalam, mama dan papa juga ada di dalam” Gadis melepaskan pelukannya
dan mengajak Sinta masuk kedalam,Gadis mempertemukan Sinta kepada kedua Orang
tuanya. “Ma,Pa Sinta datang, dia dan keluarnya akan menghabiskan liburan
disini” Gadis menceritakan kepada kedua orang tuanya. “Sinta,apa kabar?kapan
datang?”sapa mama Gadis ramah. “Alhamdulillah baik tante, tadi pagi datangnya,
Tante, orang tua saya titip salam dan meminta maaf belum sempat datang karena
masih ada keperluan lain,Insyaallah setelah semua selesai orang tua saya akan
datang berkunjung” Jawab Sinta dengan ramah. “Oh iya tidak apa-apa, Waalaikum
salam, titip salam dari tante dan om untuk orang tuamu ya Sinta, om dan tante
tunggu kunjungannya” “Sin,ke kamar ku yuk,kita cerita-cerita di kamar ku aja
jangan disini entar mama ikutan,hehehe” Goda Gadis. Gadis dan Sinta pun
cerita-cerita dan melepas rindu.
Hp
Gadis berdering,ada satu pesan masuk di hpnya, Gadis pun membuka pesan itu
“Dis,aku kerumah kamu ya,Sinta di rumah kamu kan?aku otw ya..siapkan makanan ..
aku lagi keroncongan ni”
Pesan
itu dari Alvin, dengan raut yang sedikit kesal, Gadis membalas pesan Alvin.
“Akh
kamu merusak suasana ni, ya deh datang aja,tapi gak ada makanan dirumahku,bawa
aja sendiri,di tepi jalan banyak warung kan,hehehhe” Gadis menjawab pesan
Alvin.
15
menit kemudian Alvin datang.
“Assalammualaikum”
Alvin sambil mengetok pintu rumah Gadis.
“Waalaikum
salam,mas Alvin” jawab bibi
“Gadis
ada bi?” Tanya Alvin
“Ada
masuk dulu mas,silahkan duduk,sebentar ya bibi panggilkan mbak Sintanya
dulu”jawab ramah bibi.
Alvin
duduk dan jantungnya berdetak kencang. Alvin sudah tak sabar bertemu sahabat
kecinya.
“Vin..”
Sapa Gadis yang tidak sengaja membuat Alvin kaget. Alvin pun menatap wanita
yang berada di samping Gadis. “Kamu Sinta?” Tanya Alvin dengan nada tak
percaya. “Iya aku Sinta,.Apin.”jawab Gadis dengan senyuman dan dengan memanggil
nama kecil Alvin. Sontak Alvin kaget dia tak menyangka Sinta masih mengingat
nama kecilnya yang telah lama tak pernah dia dengar lagi,kerana hanya Sinta lah
yang memanggil Alvin dengan sebutan Apin. “Aku tak menyangka dapat bertemu
kamu,bagaikan mimpi,banyak berubah dari dirimu Ita, kamu sungguh cantik” semua
perasaan bahagia Alvin terucap di depan Sinta dan Gadis. Dan mereka bertiga
becerita bersama, walau Gadis merasa sedikit tak diperdulikan,tetapi Gadis
tetap berusaha menahan rasa jenuhnya, Sinta dan Alvin sibuk bercerita nostalgia
yang Gadis sama sekali tidak mengetahuinya.
Tanpa
Alvin sadari, Gadis menyimpan perasaan special untuknya. Gadis senantiasa
mendengarkan coletahan Alvin tentang Sinta, walau ada rasa cemburu Gadis
menutupi itu semua, karena dia sadar bahwa cinta tak harus memiliki dan cinta
akan selalu ingin membuat yang dicinta bahagia walau kebahagiaan itu karena
orang lain. Gadis sadar dia orang baru, dan Gadis tahu betapa tulusnya perasaan
Alvin kepada Sinta yang rela bertahun-tahun memendam perasaanya itu, dan hanya
Sinta lah yang selalu Alvin harapkan.
Setelah kedatangan Sinta di Bandung Alvin lebih banyak mengahabiskan
liburannya bersama Sinta, bahakan Alvin berencana untuk mengutaraki mereka isi
hatinya yang telah bertahun-tahun
dipendamnya kepada Sinta. Alvin meminta bantuan kepada Gadis untuk merencanakan
momen itu. Awalnya Gadis berat untuk membantu karena tanpa Alvin sadari Gadis
sakit hati dan cemburu kepadanya. Tetapi Gadis menahan dan mencoba untuk
menghapus semua rasa cemburunya dan luka hatinya. Gadis mengatur semua momen
indah antara Alvin dan Gadis. Karena dia sadar kebahagiaan sahabatnya adalah
kebahagiaannya juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar