KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Geografi.
Makalah ini dapat digunakan sebagai wahan untuk menambah pengetahuan, sebagai
teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar jagat raya dan Tata
Surya. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah
mempelajari dan memahami jagat raya dan Tata
Surya secara lebih lanjut.
Ucapan
terima kasih kami ucapkan kepada kawan
kawan semua yang membantu dalam dan bekerja sama
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala
upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil
apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam
menyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Jagat raya dan Tata
Surya. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga
keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
Pontianak, 29 November 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
................................................................................................... i
DAFTAR ISI
................................................................................................................. ii
BAB I
A. Latar
Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan
Penulisan
............................................................................................... 1
C. Ruang
Lingkup Penulisan ................................................................................. 1
D. Metode
Penulisan
.............................................................................................. 2
E. Permasalahan
..................................................................................................... 2
BAB II
A. Pengertian
Jagat Raya………........................................................................... 3
B. Teori
Pembentukan Jagat Raya ……………………………………………… 4
C. Sejarah
Pembentukan
Tata Surya ..................................................................... 7
D. Teori
Pembentukan Tata Surya ……………………………………………… 12
E. Benda-Benda Yang Ada Di Tata Surya
............................................................ 16
BAB III
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 22
B. Saran…
.............................................................................................................. 22
DAFTA PUSTAKA ....................................................................................................... 23
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Tata surya
kita sendiri dan matahari sebagai pusatnya dan dikelilingi sembilan planet dan
benda-benda angkasa lainnya. Kesembilan planet tersebut adalah merkurius,
venus, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.
Jagat raya
merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada didalamnya.
Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu
perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia berusaha ingin tahu tentang jagat raya
baik mengenai ukuran, bentuk, isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit yang
satu dengan yang lainnya. Dari inilah muncul ilmu astronomi yaitu ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda angkasa.
B. TUJUAN
Adapun
yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yakni tentang “Jagat Raya Dan Tata Surya ” ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk
mengetahui bagaimana terjadinya tata surya, benda-benda yang ada di tata surya,
gerhana dan sejarah terjadinya bumi ini.
2. Agar
kita dapat menjaga bumi kita ini untuk anak cucu kita di masa yang akan datang.
3. Dan
supaya dalat menambah wawasan kita tentang Jagat
raya dan tata surya.
C. RUANG
LINGKUP PENULISAN
Agar
sesuai maksud dan tujuan penulisan, maka untuk itu kami perlu membatasi bahasan
dalam makalah ini hanya pada tata surya
jagat raya, benda-benda yang ada di tata surya, yang akan sedikit menambah wawasan kita ini.
D. METODE
PENULISAN
Dalam
penulisan makalah ini, metode yang digunakan oleh kami adalah metode
deskriptif, yaitu dengan cara menjelaskan gambaran keadean-keadaan yang
sesungguhnya sesuai dengan permasalahan dan mengambil sumber dari buku-buku dan
internet.
E. PERMASALAHAN
1.
Apa pengertian
dari jagat raya ?
2.
Bagaimanakah teori
pembentukan jagat raya ?
3.
Bagaimana
pembentukan tata surya ?
4.
Bagaimanakah teori
pembentukan tata surya ?
5.
Apa benda-benda yang
ada di tata surya ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JAGAT RAYA,
Jagat
Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi (ilmu yang
mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut Cosmos
sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk
bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet -
planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda -
benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.
,,,,,Jagat Raya dengan segala isinya masih menyimpan misteri. Sebagian sudah ada yang terungkap, namun masih banyak yang belum diketahui, misalnya dimana batas / dinding dari ruang yang disebut alam semesta / Jagat Raya tersebut ? Maka, jawabannya adalah tidak terbatas. Mengapa ? Karena hingga saat ini kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologinya belum dapat membuktikan dimana ujung / dinding dari ruang Jagat Raya tersebut.
,,,,,Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya.
,,,,,Jagat Raya dengan segala isinya masih menyimpan misteri. Sebagian sudah ada yang terungkap, namun masih banyak yang belum diketahui, misalnya dimana batas / dinding dari ruang yang disebut alam semesta / Jagat Raya tersebut ? Maka, jawabannya adalah tidak terbatas. Mengapa ? Karena hingga saat ini kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologinya belum dapat membuktikan dimana ujung / dinding dari ruang Jagat Raya tersebut.
,,,,,Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya.
B. TEORI
PEMBENTUKAN JAGAT RAYA
Apakah
yang disebut jagad raya? Bagaimanakah bentuk jagad raya? Teori-teori jagad raya
telah banyak dikemukakan para ahli astronomi. Teori ini telah berkembang
sepanjang waktu sejalan dengan kecanggihan teknologi dan kemajuan ilmu
pengetahuan manusia. Para ahli astronomi telah banyak mengungkap rahasia alam
semesta, jika manusia melihat ke angkasa seolaholah batas pandang kita
berbentuk setengah lingkaran dikatakan para ahli astronomi “Bola Langit”.
Bola
langit adalah suatu ruang (space) yang tak terhingga luasnya dan seolah-olah
berbentuk lingkaran (seperti bola). Jagad raya adalah alam semesta yang sangat
luas dan tidak terukur, terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan
beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula, kemudian kabut gas tersebut
tersusun menjadi gugusan bintang. Proses tersebut tidak berlangsung cepat,
tetapi terbentuk berjuta-juta tahun lamanya. Galaksi kita, yaitu Bimasakti,
terletak di antara kabut gas tersebut, yang mempunyai bentuk spiral. Selain
itu, terdapat kabut spiral lain yang terkenal yaitu kabut Andromeda yang
letaknya paling dekat dengan Bimasakti.
Galaksi
Bimasakti disebut juga Milky Way (Inggris) dan De Melkweg (Belanda), astronom
yang pernah menyelidiki galaksi ini di antaranya Kapteyn Seeliger, Charlier,
dan Shapley. Galaksi Bimasakti dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Inti Galaksi Bimasakti terletak di arah
gugusan bintang sagitarius ± 35 juta tahun cahaya dari matahari.
2. Bimasakti berbentuk keping atau roda cakram,
dan porosnya sebagai inti sistem.
3. Corak atau struktur spiral dengan massa lebih
kurang 100 miliar massa matahari yang sebagian besar tidak terlihat dalam kabut
gelap atau bintang yang hampir padam.
4. Garis
tengah susunan perbintangan 80.000–10.000 tahun cahaya dan tebalnya 3.000 tahun
cahaya sampai mencapai 15.000 tahun cahaya di tengahnya.
5. Matahari
berada pada jarak 30.000–35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi.
6. Matahari
dengan bintang-bintang lain sebagai sistem lokal dalam ruang matahari berada.
Kecepatan
berputar 450 km/detik dalam waktu 225 juta tahun (kosmis) untuk sekali berputar
lengkap. Benda angkasa lain yang berupa bintang-bintang juga bertaburan di
langit. Bintang memancarkan cahaya dan panas sendiri karena suhu yang tinggi.
Salah satu contoh bintang adalah matahari.
Beberapa
teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
1.
Teori
Jagad Raya Mengembang
Teori
ini dikemukakan oleh Hubble, yang menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak
saling menjauhi, yang berarti jagat rayamengembang menjadi lebih luas.
2.
Teori Ledakan Besar
Teori
ini menjelaskan bahwa dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan
berasal dari massa tunggal, kemudian dalam keadaan massa tunggal jagad raya
menyimpan suhu dan energi sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu
tersebut menimbulkan ledakan besar yang menghancurkan massa tunggal sehingga
terpisah menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagad raya. Salah satu
pendukung teori ini adalah Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
3.
Teori Keadaan Tetap
Teori
ini menjelaskan bahwa materi baru yang berupa hidrogen telah mengisi ruang
kosong yang timbul dari pengembangan jagad raya. Teori ini dipelopori oleh Fred
Hoyle. Di dalam teori ini dijelaskan pula bahwa jagad raya tetap keadaannya dan
akan selalu tampak sama. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi
ruang dan berupa materi baru bersifat memencar sehingga keadaan jagad raya
selalu mengalami perubahan.
Berikut
beberapa anggapan mengenai jagad raya :
1.
Anggapan
Antroposentris
Anggapan
ini menyatakan bahwa manusia merupakan pusat segalanya. Anggapan ini muncul
sejak manusia primitif. Bangsa Ibrani pada masanya menganggap langit disangga
oleh tiang-tiang raksasa, sedangkan matahari, bulan, dan bintang melekat di
langit serta hujan yang turun melalui jendela-jendela yang berada di langit.
Anggapan ini bermula dari konsep alam semesta bangsa Babylon.
2.
Anggapan
Geosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa bumi
merupakan pusat alam semesta dan pusat segala kekuatan, benda langit lainnya
bergerak mengelilingi bumi. Anggapan ini muncul kira-kira pada abad ke-6sebelum
Masehi. Keberadaan anggapan Geosentris juga didukung oleh beberapa ilmuan,
seperti: Plato, Socrates, Aristoteles, Anaximander, dan Pythagoras.
3.
Anggapan
Heliosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa
matahari merupakan pusat jagad raya. Anggapan ini muncul sejakberkembangnya
penelitian yang didukung oleh peralatan yang lebih maju, demikian pula sifat
keingintahuan ilmuwan yang memunculkan gagasangagasan kritis.
Keberadaan
anggapan Heliosentris juga didukung oleh beberapa ilmuwan, seperti: Galileo,
Isaac Newton, Nicolaus Copernicus, dan Johanes Kepler.
C.
SEJARAH
PEMBENTUKAN TATA SURYA
Sebuah teori lahir dari keingintahuan akan suatu
kejadian atau keadaan. Tidak mudah untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi
jika teori tersebut lahir ditengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan
yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di
awal-awal penemuan mereka.
Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi
tentang Tata Surya adalah bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana
objek-objek didalamnya bergerak dan berinteraksi serta gaya yang bekerja
mengatur semua gerakan tersebut. Jauh sebelum Masehi, berbagai penelitian,
pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk mengetahui semua rahasia
dibalik Tata Surya.
Teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua
kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton
1.
PERMULAAN
PERHITUNGAN ILMIAH
Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh
Aristachrus dari Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari.
Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China
dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari
para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di
langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan planet.
Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan Planet
merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan Bumi
dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492 BC) menyatakan semua
benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai dengan tahun 1960, perkembangan
teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa
sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
Matahari dan mencari perbandingan jarak dari
Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang
menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk
lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat
kalau teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun
jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris
tersebut.
Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari
Yunani berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang
bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang
keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya memberi
perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat ini.
2.
PTOLEMY DAN
TEORI GEOSENTRIK
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek
bergerak relatif terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400
tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan
bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak
teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini,
Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit
lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut
deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan
lingkaran dan berpusat pada deferent.
3.
TEORI
HELIOSENTRIK DAN GEREJA
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang
pertama yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat
sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran.
Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus memperlihatkan adanya indikasi
penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan
bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori
heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus
pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano
Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari dan masing-masing
memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang berbeda.
Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik dianggap
berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap
manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
4.
LAHIRNYA HUKUM
KEPLER
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya
tentang Teori Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya,
Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan bulan
mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576,
Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan
melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun
1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya
menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler
(1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan
Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit
yang dikenal sampai saat ini yaitu ;
1. Planet bergerak dalam orbit ellips
mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam
interval waktu yang sama.
3. Kuadrat
kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak
rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku,
diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan segera menjadi
bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan buku terlarang
bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi Copernicus, De
Revolutionibus Orbium Coelestium.
5.
AWAL MULA
DIPAKAINYA TELESKOP
Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei
(1562-1642), .Galileo merupakan seorang professor matematika di Pisa yang
tertarik dengan mekanika khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang
tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan
teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean di Jupiter dan
menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya
mengenai teori heliosentrik adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori
geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada dekat dengan titik diantara
matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat venus saat
mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung
pengamatan Galileo, semua fasa Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut
piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat purnama. Publikasi
Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs heliosentrik,
Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan dirinya dijadikan tahanan
rumah dan dianggap sebagai penentang oleh gereja.
6.
DASAR YANG
DILETAKKAN NEWTON
Di tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727)
dilahirkan. Bisa dikatakan Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan
orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun
Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah Hukum
Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa
masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua
benda. Hukum Gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang
ditemukan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya
dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori
pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk
didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa
matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan teori dualistik
menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan
terbetuk pada waktu yang berbeda.
D. TEORI
PEMBENTUKAN TATA SURYA
1)
Teori
Nebulae (Kant dan Leplace)
Immanuael Kant (1749-1827) seorang ahli
filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya.
Dikatakan olehnya bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar
perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi gumpalan
gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi
planet-planet dan satelitnya.
Pada waktu yang hampir bersamaan,secara kebetulan seorang
Fisikawan berkebangsaan Perancis, Pierre Simon de Leplace,mengemukakan teori
yang hampir sama. Menurutnya, tata surya berasal dari kabut panas yang
berpilin. Karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bentukan bulat
seperti bola yang besar. Makin mengecil bola itu, makin cepat pula pilinannya.
Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian
ekuatornya, bahkan sebagian massa gas di ekuatornya itu menjauh dari gumpalan
intinya yang kemudian membentuk gelang-gelang dan berubah menjadi gumpalan
padat. Itulah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian inti
kabut tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat seperti sekarang ini.
Karena kemiripan antara teori Kant dan
Leplace, maka Teori Nebulae atau Teori Kabut ini juga dikenal dengan Teori Kant
dan Leplace.
2)
Teori
Awan Debu (van Weizsaecker)
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi
Jerman bernama Carl von Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal
dengan Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory). Teori ini kemudian
disempurnakan lagi oleh Gerard P.Kuiper (1950), Subrahmanyan Chandrasekhar,dan
lain-lain.
Teori ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu. Sekarang ini di alam semesta bertebaran gumpalan
awan seperti itu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan
itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu
tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.
Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih menyerupai bentuk cakram yang tebal di bagian
tengah dan lebih tipis di bagian tepinya.
Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu kemudian
saling menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah
yang disebut matahari.
Bagian yang lebih luar berpusing sangat cepat, sehingga
terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan
kecil ini juga berpilin. Bagian ini kemudian membeku dan menjadi planet-planet
dan satelit-satelitnya.
3)
Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)
Thomas C. Chamberlin (1843-1928),seorang ahli Geologi
serta Forest R.Moulton (1872-1952) seorang ahli Astronomi, keduanya berasal
dari Amerika Serikat. Teorinya dikenal sebagai Teori Planetesimal (Planet
Kecil), karena planet terbentuk dari benda padat yang memang sudah ada.
Teori ini mengatakan,matahari telah ada sebagai salah
satu dari bintang-bintang. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada
jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang itu.Sebagian dari massa matahari tertarik
kearah bintang.
Pada waktu bintang itu menjauh, menurut
Moulton dan Chamberlin, sebagian dari massa matahari itu jatuh kembali ke
permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar
matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi
planet-planet yang akan beredar pada orbitnya.
4)
Teori Pasang-Surut (Jeans dan Jeffreys)
Teori
ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891),
keduanya adalah ilmuwan Inggris.
Mereka
melukiskan, bahwa setelah bintang itu berlalu, massa matahari yang lepas itu
membentuk bentukan cerutu yang yang menjorok kearah bintang. Kemudian, akibat
bintang yang makin menjauh, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk
gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian
membeku menjadi planet-planet. Teori ini menjelaskan,apa sebab planet-planet di
bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus merupakan planet
raksasa, sedangkan di bagian ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat matahari
dan Pluto di ujung lain merupakan planet yang lebih kecil.
5)
Teori Bintang Kembar
Teori
ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan
bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan.
Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain
bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet. Sedangkan bintang
yang tidak meledak menjadi matahari.
SEJARAH
PENEMUAN
Lima planet
terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan
Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat
dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia memiliki nama sendiri untuk
masing-masing planet.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia
untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo
Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia
“lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata
telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam sehingga ia bisa
melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus seperti Venus Sabit atau
Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari.
Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris yaitu
bahwa matahari adalah pusat alam semesta. Susunan heliosentris adalah Matahari
dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop
Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens
(1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali
jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan
perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya,
Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda
langit selanjutnya
William
Herschel (1738-1822) menemukan Uranus pada 1781. Perhitungan cermat orbit
Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Kemudian Neptunus
ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan
gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930. Pada saat Pluto
ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada
setelah Neptunus. Kemudian pada 1978 ditemukan satelit yang mengelilingi Pluto
yaitu Charon yang sebelumnya sempat dikira sebagai planet karena ukurannya
tidak jauh berbeda dengan Pluto.
Para
astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil yang letaknya melampaui
Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di
sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk
Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan
benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km
pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret
2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei
2004). Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini
diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih
kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober
2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto,
objek ini juga memiliki satelit.
E. BENDA-BENDA
YANG ADA DI TATA SURYA
Galaksi
terdiri atas berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu
bintang yang berada di dalam Bimasakti. Matahari merupakan pusat dari tata
surya. Matahari mempunyai sejumlah anggota dan membentuk suatu susunan yang
disebut Tata Surya. Jadi, sebuah Tata Surya terdiri dari satu matahari dan
semua benda langit yang beredar mengelilinginya. Tata Surya terdiri atas satu
Matahari, dan delapan planet termasuk planet Bumi, serta benda langit lain yang
mengelilinginya.
Untuk
membantu pemahaman kita tentang alam semesta, jagad raya, galaksi, dan Tata
Surya serta planet-planet kita, cermatilah gambar perbandingan benda-benda
langit.
Di
dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya, yaitu
planet dalam dan planet luar. Planet-planet dalam adalah planet-planet yang
lintasannya di antara Bumi dan Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus.
Planet-planet luar adalah planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari
lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari,
yang terdiri atas Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Beberapa hal
penting mengenai keberadaan planet-planet sebagai berikut.
a.
Cahaya planet merupakan
cahaya yang diterima dari Matahari kemudian dipantulkan kembali, artinya planet
tidak mempunyai cahaya sendiri
b.
Planet-planet
berkilauan dan tidak berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati.
c.
Planet-planet terlihat
sebagai keping atau cakram jika dilihat dengan teropong.
d.
Bidang lintasan planet-planet berbentuk elips.
e.
Arah peredaran planet-planet
mengelilingi matahari antara satu dengan yang lain sama.
f.
Kebanyakan
planet-planet mempunyai satelit pengiring seperti bulan pada planet Bumi.
Tata
Surya kita memiliki sembilan planet yang diklasifikasikan berdasarkan letak dan
sifat fisiknya. Berdasarkan letaknya planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet
Inferior dan Planet Superior, sedangkan berdasarkan sifat fisiknya planet dalam
Tata Surya dibagi atas Planet Teresterial dan Planet Raksasa.
Ø Planet
Inferior dan Planet Superior
Pembagian
ini dikemukakan oleh Copernicus. Planet Inferior adalah planet-planet yang
memiliki orbit lebih kecil daripada orbit Bumi, yaitu: Merkurius, Mars, dan
Venus. Planet Superior adalah planet yang memiliki orbit lebih besar daripada
orbit Bumi, yaitu: Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Ø Planet
Teresterial dan Planet Raksasa
Planet
Teresterial dan Planet Raksasa disebabkan sifat fisik dari planet. Planet yang
mengitari melalui matahari dikelompokkan atas empat Planet Teresterial dan
empat PlanetRaksasa. Pluto tidak diikutsertakan karena sifat fisiknya yang
berbeda. Pluto merupakan planet terluar yang terdiri atas campuran es dan
batuan. Dinamai Planet Teresterial karena sifat planet itu hampir sama dengan
bumi (terra = bumi; bahasa Latin). Planet-planet ini memiliki gunung, lembah,
dan kawah. Planet Teresterial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Dinamai
Planet Raksasa (Planet Jovian) karena sifat planet ini hampir sama dengan
Jupiter (Jove = Jupiter; bahasa Romawi). Material keempat planet ini sebagian
besar berupa cairan dengar. Batas antara Planet Teresterial dan Planet Raksasa
terdapat Asteroid yang jumlahnya ribuan.
Planet-planet
yang mengelilingi matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga
jarak dengan matahari dan waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.
A. MERKURIUS
Merkurius
adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di antara
semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang
dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya
juga selama 88,8 hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah 57.910.000 km.
B. VENUS
Venus
adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling
terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan
planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya
hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari
adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5
bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.
C. BUMI DAN BULAN
Bumi
merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang dikenal
manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet Bumi mempunyai
lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsur-unsur kimia yang
banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli
Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer
(IS·A = 159.000.000 km). Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari
6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli astronomi
mengacupada periode antara pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu
365hari 5 jam 48 menit 46 detik atau sama dengan Satu Tahun Tropik. Bumi
berputar pada porosnya membutuhkan waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu
Hari Bintang. Bumi selalu diikuti Bulan sebagai satelit bumi selama
mengelilingi matahari.
Bulan
berotasi dan juga melakukan revolusi mengelilingi Bumi selama 27 3 1 hari sampai
29 3 1 hari. Peredaran Bulan mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi
matahari.
D. MARS
Planet
Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu yang digunakan
untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi selama 24 jam 37
menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen demikian juga pergantian
musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es kutub yang
luasnya tidak selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan adanya pergantian musim
di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan sehingga menunjukkan adanya flora
dandaerah gurun. Mars mempunyai dua satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan
Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini ditemukan oleh Hall pada tahun 1877.
Jarak Mars dengan Matahari adalah 227.940.000 km.
E. YUPITER
Yupiter
adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya lebih dari
130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota Tata Surya
yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari paling cepat, yaitu 10
jam sekali putaran. Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu adanya unsur kimia
yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak berotasi
(sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan planet ini sangat rendah
karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain 85% Hidrogen
dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4, NH3, dan lainnya.
Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan terakhir menunjukkan
satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io, Europa,
Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak Yupiter
dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.
F. SATURNUS
Planet
Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu yang digunakan
untuk mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun, sekali berotasi
memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir sama dengan
Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai keunikan tersendiri
dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri atas tiga
bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring),
dan bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang bagian dalam,
dan planet ini memiliki 9 buah satelit.
Tebal
cincin Saturnus kurang lebih antara 10 sampai 100 meter saja, unsur-unsurnya
mengandung butiran es dan sangat halus. Lebar cincin sekitar 275.000 kilometer.
Planet ini nomor 3 paling terang di antara ke sembilan planet. Saturnus
mempunyai 10 satelit yang mengelilinginya. Jarak antara Saturnus dan Matahari
adalah 1.427.000.000 kilometer.
G. URANUS
Planet
Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di Inggris yang
semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium Titus (sebagai
penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom menyebutnya
Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus. Waktu yang
digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan waktu rotasi
369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet ini 19.750
kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya terletak sebidang
dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah 2.863.840.000
kilometer.
H. NEPTUNUS
Planet
Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis. Jika dilihat
dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus, terutama besarnya.
Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis tengahnya kurang lebih 53.000
kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 164,79
tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya terdiri atas metana.
Planet ini mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua satelit besar
yang diberi nama Tritondan Nereid.
I. STATUS PLUTO DAN SEDNA
Pluto
bukan lagi merupakan salah satu planet di sistem tata surya kita. Voting yang
dilakukan sekira 424 ahli astronomi dari seluruh dunia menghasilkan keputusan
dramatis sekaligus bersejarah, mencopot status Pluto sebagai planet. Akibatnya,
Pluto yang selama ini dikenal sebagai planet terkecil dan menempati urutan
kesembilan-harus “terpental” dari daftar planet anggota tata surya. Dengan
demikian, berdasarkan resolusi ke-26 IAU, jumlah planet anggota Tata Surya
tidak lagi sembilan, melainkan hanya delapan.
Keputusan
ini juga sekaligus mematahkan usulan penambahan tiga anggota baru Tata Surya,
yakni Ceres, Charon, dan 2003 UB313. Ceres adalah asteroid terbesar dalam
sistem Tata Surya, Charon adalah satelit (bulan) mayor Pluto, dan 2003 UB313
adalah objek yang berada di luar wilayah Tata Surya dan disebut sebagai Kuiper
Belt (Sabuk Kuiper). Bersama tiga calon anggota Tata Surya yang tereliminasi
inilah Pluto akan “menjalani” status barunya sebagai dwarf planet alias planet
kerdil. Para ahli astronomi menyepakati definisi planet. Menurut kesepakatan
itu, benda angkasa disebut planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada
tetap di garis orbitnya selama mengitari matahari, serta tidak tumpang tindih
dengan planet lain. Menurut para ahli, garis orbit Pluto tumpang tindih dengan
orbit Neptunus, sehingga secara otomatis (karena ukurannya lebih kecil) Pluto
terdiskualifikasi dari klasifikasi planet.
Pada
tanggal 15 Maret 2004 astronomer dari Caltech, Gemini Observatory, dan Yale
University mengumumkan penemuan baru benda langit kesembilan dari matahari.
Benda langit ini dinamakan Sedna yang diambil dari nama Dewi Laut di Arctik.
Sedna ini berjarak 90 kali lipat daripada jarak matahari ke bumi, dengan bentuk
orbit yang ekstrem elips
Sedna
adalah sebuah objektrans-Neptunus yang ditemukan oleh Michael E. Brown
(Caltech), Chad Trujillo (Gemini Observatorium), dan David Rabinowitz
(Universitas Yale) pada tanggal 14 November 2003. Pada waktu ditemukan, Sedna
merupakan benda langit dalam Tata Surya terjauh yang pernah diamati pada saat
itu. Diameter Sedna sekitar 1.180 sampai 1.800 km dengan massa 1,7 – 6,1×1021
kg. Perihelion Sedna 76,156 AU sedangkan aphelion-nya 975,056 AU. Sedna
membutuhkan waktu 12.000 tahun untuk satu kali mengorbit matahari.
J.
KOMET
Komet
adalah badan Tata Surya kecil yang biasanya hanya berukuran beberapa kilometer
dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit
tinggi. Secara umum, perihelionnya terletak di planet-planet bagian dalam dan
letak aphelionnya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya
bagian dalam dan mendekati matahari
menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi yang menghasilkan
koma, ekor gas, dan debu panjang yang sering dapat dilihat dengan mata
telanjang.
Komet
berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun.
Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan
tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan
komet berperioda panjang seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak
kelompok komet, seperti Kreutz Sungrazers terbentuk dari pecahan sebuah induk
tunggal. Sebagian komet berorbit hiperbolik mungkin berasal dari luar Tata
Surya tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit. Komet tua
yang bahan volatilesnya telah habis karena panas matahari sering dikategorikan
sebagai asteroid.
BAB II
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ada
beberapa hipotesis yang menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan oleh
beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang
Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah
penemuan Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata
telanjang hingga ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih jelas
yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan
perkembangan perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya
adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata
surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek tersebut termasuk sembilan buah planet yaitu, merkurius, venus,
bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus dan pluto yang sudah diketahui
dengan orbit berbentuk elips, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet)
lainnya.
B.
SARAN
Sebaiknya
semua pihak mempelajari Jagat raya Dan Tata
Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya itu berasal
sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau merekayasanya. Mengetahui Jagat Raya Dan Tata Surya juga
sangat penting agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://geografi.heck.in/pengertian-struktur-jagad-raya.//diakses
tanggal 29 november 2011
Sulistiyanto.
Iwan Gatot. 2009. Geografi 1 : untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
Kelas X, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Wikipedia.2011.Tata
Surya,(Online),(http://wikipediafoundation.org/,diakses 30 November 2011).
Wikipedia.2011.Planet,(Online),(http://wikipedia.org/wiki/Planet,diakses
30 November 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar