TUGAS MAKALAH fungi
DISUSUN OLEH:
DICKY J. PANJAITAN
XD
XD
GURU PEMBIMBING
DWI AGUSTINA, S.Hut
SMA NEGERI 3 PONTIANAK
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Biologi
tentang Jamur. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahan untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam
belajar Biologi khususnya tentang Jamur. Makalah ini dibuat sedemikian rupa
agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur(Fungi)
secara lebih lanjut.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Jamur. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan.
Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
Pontianak,28
November 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
................................................................................................... i
DAFTAR ISI
................................................................................................................. ii
BAB I
A. Latar
Belakang
.................................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah
............................................................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan
............................................................................................... 2
BAB II
A. Pengertian Fungi
.............................................................................................. 3
B. Reproduksi Jamur
............................................................................................. 4
C. Struktur Tubuh
Jamur........................................................................................ 5
D.
Klasifikasi Jamur............................................................................................... 6
E.
Liken(Lumut
Kerak).......................................................................................... 9
F.
Mikorhiza............................................................................................................ 10
G. Peranan Jamur Bagi Kehidupan
........................................................................ 11
BAB III
Kesimpulan
............................................................................................................. 12
DAFTA PUSTAKA
....................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pembelajaran biologi
berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam sekitar secara
sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar
beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan
makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang, 1998).
Fungi
atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut,
mereka disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam penampilan tertgantung
pada spesiesnya (Pelczar, 1986).
Dalam
Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota
multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan,
fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya
ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan
dan reproduksi.
Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan,
tetapi adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah
dari tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya,
tetapi perbedaan tadi terletak pada taksa yang lebih tinggi dari kelas,
sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat perbedaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam Makalah
ini antara lain sebagai berikut :
1)
Apa
pengertian dari jamur?
2)
Bagaimana sistem reproduksi jamur?
3)
Bagaimana struktur tubuh jamur ?
4)
Bagaimana
sistem pengklasifikasian pada fungi?
5)
Apa itu lumut kerak?
6)
Apa yang dimaksud dengan Mikoriza?
7)
Apa peranan jamur ?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di
atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah :
1)
Untuk
mengetahui pengertian dari fungi.
2)
Untuk
mengetahui sistem reproduksi jamur.
3)
Untuk
mengetahuistruktur tubuh jamur.
4)
Untuk
mengetahui bagaimana sistem pengklasifikasian
pada fungi.
5)
Untuk mengetahui apa itu lumut kerak.
6)
Untuk mengerahui apa yang d maksud dengan mikoriza.
7)
Peran jamur.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
JAMUR
Jamur dalam bahasa Indonesia
memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:
1) Jamur adalah tubuh buah yang
tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari
bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis
biologis, tubuh buah ini disebut basidium.
Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain
beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur
tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur
shiitake (Lentinus edulis).
2) Jamur adalah keseluruhan bagian
dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media
mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3) Jamur adalah sebutan lain untuk
kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dari ungkapan "Rotinya
sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah ditumbuhi kapang'.
Jamur
adalah organisme
yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub
utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di
laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan,
maupun di udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi,
antara lain kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran
nutrien-nutrien yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain
mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi,
meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan
spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan
adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda
(ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara
seksual dan aseksual.
Sedangkan dari sudut lain
mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara
saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir
sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan
mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur
tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat
sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang
dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk
yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam
organik dan enzim.
B.
REPRODUKSI JAMUR
Spora
fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual
maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi ada
juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang
terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat,
fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora
secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh
jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell 2003).
Menurut
Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus.
Ada beberapa spora seksual yaitu:
1)
Aksospora: Spora
bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan askus.
Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2)
Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas
struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
3)
Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang
terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
4)
Oospora: Spora ini
terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium, pembuahan
telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium
mengasilkan oospora.
C.
STRUKTUR TUBUH JAMUR
Jamur
termasuk tumbuhan tingkat rendah dan seperti halnya dengan tumbuhan lainnya
jamur mempunyai 2 fase dalam siklus hidupnya, yaitu:
·
fase vegetatif
·
fase reproduktif/generatif.
Struktur vegetatif dari jamur sendiri terdiri dari hifa yang menyerupai
benang-benangpanjang. Hifa secara kolektif membentuk miselium dan panjangnya
ada yang sampai beberapa meter. Hifa ada yang beruas dan tak beruas. Pada hifa
yang beruas hifanya terbagi dengan sekat-sekat dan setiap ruas mengandung satu
nucleus atau banyak nucleus.Pada tipe yang tak beruas terdiri dari hifa yang
mempunyai banyak nucleus yang tidak dibatasi oleh sekat. Pada tipe ini dapat
pula dijumpai dinding sekat terutama pada hifa yang tua. Jamur parasit
mempunyai hifa yang ektofitik atau endofitik. Miselium yang ektofitik berada pada
permukaan tanaman inang sedangkan miselium yang endofitik berada didalam
jaringan tanaman inang dan dapat tumbuh secara interseluler (diantara sel) atau
intraseluler (masuk kedalam sel). Hifa yang ektofitik dan interseluler
membentuk haustorium ke dalarn sel untuk memperoleh zat makanan. Bentuk
haustorium dapat bulat atau seperti akar.
D.
KLASIFIKASI JAMUR
1)
Divisi
Zygomycota
Jamur yang tergolong divisi ini hidup di darat, di atas tanah, atau pada
tumbuhan dan hewan yang telah membusuk. Namun, Zygomycota berasal dari Zigospongarium.
Zigospora merupakan spora istirahat yang memiliki dinding tebal.
Jenis jamur
yang tergolong Zygomycota, antara lain:
·
Jamur Roti (Rhizopus Nigricans)
Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa
hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan
hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
·
Jamur Tempe (Rhizopus Stolonifer)
Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus Stolonifer
dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
·
Pilobolus
Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah
terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya.
Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
2)
Divisi
Ascomycota
Jamur Ascomycota “jamur kantung” ada yang uniseluler dan multiseluler.
Jamur ini ada yang bersifat parasit dan ada juga yang bersifat saprofit.
Spesies
yang tergolong Ascomycota, diantaranya sebagai berikut:
·
Penicillium
Jamur ini berwarna hjjau kebiruan dan tumbuh baik pada buah-buahan yang
telah masak, roti, nasi, serta makanan bergula. Penicillium dibagi menjadi dua:
Penicillium Camemberti dan Penicilium Requeforti, kedua jamur ini dimanfaatkan
dalam industri keju. Beberapa setelah keju tersebut ditanam diatas keju, cabang
hifa akan tumbuh diseluruh keju.
·
Ragi (Saccharomyces)
Merupakan organisme uniseluler yang dikelompokkan ke dalam Ascomycotakarena
reproduksi seksualnya terjadi dengan pembentukan Askus
·
Neurospora
Jamur ini dimanfaatkan untuk pembuatan makanan dari kacang tanah dengan
suatu proses fermentasi jamur. Selain dimanfaatkan sebagai pembuatan oncom,
jamur juga digunakan sebagi objek penelitian genetika.
·
Higrophorus Coccineal dan Morcella Deliciosa
Jamur ini bersifat parasit, banyak menyerang hewan selain itu, dapat
membusukkan kayu dna buah-buahan.
3)
Divisi
Basidiomycota
Pada umumnya tubuh buah jamur dari divisi Basidiomycota berukuran besar
(Makroskopis), walapun ada juga yang berukuran kecil (Mikroskopis). Jamur dari
divisi basidomycota memiliki ciri khas, yang memiliki Basidium. Basidium
merupakan alat reproduksi seksual yang terdapat dalam bilah. Seluruh Basidium
berkumpul membentuk suatu badan yang disebut Basidiokarp. Spora yang dihasilkan
dalam basidium dinamakan Basidiospora.
Beberapa
contoh spesies dari Divisi Basidiomycota, antara lain:
·
Puccinia Graminis
·
Jamur Merang (Volcariella Volvacea)
·
Ustilago maydis
·
Jamur Kuping
·
Amanita Muscaria
4)
Divisi
Deuteromycota
Jamur yang tergolong Deuteromyota adalah jamur yang belum diketahui
reproduksi seksualnya. Jamur ini biasa disebut jamur tidak sempurna atau Jamur
Imperfecti (Campbell, 1998: 581). Reproduksi aseksualnya terjadi dengan
fragmentasi atau dengan Konidium.
Berikut
contoh jamur dari Divisi Deuteromycota, antara lain:
·
Aspergillus
Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman dan kandungan
gula tinggi.
·
Epidermophyton dan Mycosporium
Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada manusia. Epidermophyton
menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan Mycosporium penyebab penyakit
kurap.
·
Fusarium, Verticellium, dan Cercos
Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada tumbuhan. Jamur ini jika
tdaik dibasmi dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan yang diserangnya.
E.
LIKEN
(LUMUT KERAK)
Adalah hidup
simbiosis antara jamur dengan algae. Liken merupakan hasil simbiosis antara
jamur ascomycotina atau basidiomycotina dengan algae hijau atau algae biru.
Lumut kerak dapat kita temukan pada kulit pohon dan batu-batuan. Talus liken
berbentuk tipis yang tersusun atas miselium dan hifa. Setiap liken mempunyai
bentuk dan warna serta habitat tertentu yang mempunyai ketergantungan pada
jenis-jenis dan algae yang ada.
Jamur pada liken
memperoleh makanan dari hasil fotosintesis algae, dan memperoleh air atau
mineral dari jamur. Inilah yang menunjukan adanya simbiosis antara jamur dan
algae. Lumut kerak melekat pada batu-batuan menggunakan rizoidnya. Bila terjadi
perobahan cuaca dan kelembaban, maka liken akan melepaskan fragmen talus dan zat
kimia sehingga dapat melapukan permukaan batuan tersebut dengan demikian liken
akan tetap hidup.
Karena sifat di atas
liken disebut dengan tumbuhan pioner (tumbuhan pertama atau pemula yang dapat
mencapai pada lahan yang baru.
Contoh
:
·
Usnea
barbata dan Usnea dasypoga : untuk obat tuberculosis, pengahsil antibiotik asam
usnin.
·
Parmelia
acetubulum : berupa lembaran seperti kulit, hidup di pohon dan batu-batuan.
F.
MIKORHIZA
Adalah struktur yang terbentuk karena adanya simbiosis jamur dan akar
tumbuhan tinggi. Frank, ahli Botani berkebangsaan Jerman, merupakan orang yang
pertama kali emnemukan hubungan simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur yang
dinamakan Mikoriza pad atahun 1885.
Tipe
Mikoriza ditinjau dari struktur anatomi, adalah sebagai berikut:
1)
Ektomikorhiza : hidup antara jamur dengan
tanaman pinus, apabila hifanya tidak menembus ke dalam akar tetapi hanya pada
sampai lapisan epidermis. Dengan
adanya ektomikorhiza akar tanaman tidak memerlukan lagi bulu-bulu akar. Melalui
jamur ini tanaman dapat memperoleh air atau unsur lainnya. Jamur ini tidak
dapat hidup tanpa bersimbiosis dengan akar tanaman.
2)
Endomikorhiza : hidup antara jamur dengan
tanaman, apabila hifanya dapat menembus sampai ke dalam (korteks). Jamur ini biasanya terdapat
tanaman anggrek, kol, bit dan beberapa jenis pohon lain. Endomikorhiza dapat
hidup tanpa bersimbiosis dengan tanaman inangnya. Jamur ini membantu
pertumbuhan bintil akar tanaman Leguminoceae dan mempercepat fiksasi nitrogen.
Keuntungan tumbuhan dengan adanya Mikoriza adalah sebagai
berikut:
A. Pertumbuhannya lebih cepat dan
dapat meningkatkan penyerapan unsur harta (terutama fosfat)
B. Tumbuhan lebih tahan kekeringan
karena Mikoriza dapat meningkatkan ketersediaan air
C. Mikoriza melindungi akar dari
infeksi organisme yang pathogen
D.
Mikoriza
dapat membentuk hormon auksin, sitokinin, dan giberelin yang berpengaruh dalam
peningkatan pertumbuhan tumbuhan
G.
PERAN JAMUR BAGI MANUSIA
Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan
keperluan lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan
mengumpulkan jamur merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang
dampak menggunakan historis dan sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai
ethnomycology .
Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk
alami dengan antimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah
lama digunakan atau sedang dikembangkan untuk industri produksi antibiotik ,
vitamin, dan anti-kanker dan kolesterol-menurunkan obat. Baru-baru ini, metode
telah dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa
metabolik spesies jamur. Sebagai contoh, modifikasi genetik dari spesies ragi
yang mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam fermentasi besar kapal-telah membuka
cara farmasi produksi yang berpotensi lebih efisien daripada produksi oleh
organisme sumber asli.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat
multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum
Fungi hidup dengan 3 cara yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi
adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara simbiotik
dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar fungi
adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh
dinding yang bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi oleh
Selulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung unsur N). Fungi dapat
berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.
Berdasarkan pada cara dan cirri reproduksinya terdapat empat kelas cendawan
sejati atau berfilamen di dalam dunia Funi yaitu: Phycomycetes, Ascomycetes,
Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003.
Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball,
John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pelczar,
Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Hal: 131
Tidak ada komentar:
Posting Komentar